widgets

Rabu, 24 Agustus 2011

Cerita seks dikantor


Zuraida Berkain satin

"Nikmatnya ohhh..." Roy mengeluh bersama senyuman.
Tubuh Dewi yang berdiri rapat di belakang tubuhnya Roy di usap bahunya yang lembut dan licin
dibaluti baju kemeja satin berwarna merah.  Dan tangan Dewi memegang batang
penisnya Roy yang sedang bernafsu kepadanya.
"Apa mau keluar Roy?.." tanya Dewi.
"Belum... sayang keluar kanlah.." kata Roy sambil tangannya liar
menjamah kemeja satin dewi yang sangat licin.

Dewi lantas menggoncang kemaluan Roy yang keras. Tampak tangannya
jelas sekali merasakan bahwa kemaluan kekasihnya itu begitu kekar sekali.
Dia membiarkan tangan Roy menjamah segenap tubuhnya mungilnya dibaluti kemeja satin.
Dewi turut merasakan nafas kekasihnya itu begitu kuat sekali menembusi
di kepalanya. Dia sendiri sebenarnya turut merasai gairahnya itu. Lebih-lebih lagi perasaan cinta kepada kekasihnya itu
membuatkan dia hanyut dalam asmara dan rela menyerahkan segalagalanya.
Mujur Roy bukan jenis lelaki yang suka mengambil peluang berlebih-lebihan.

Dewi tahu kekasihnya itu bukan lelaki single. Sebaliknya Roy orang
yang sudah mempunyai keluarga. Namun karena cinta dan nafsu kepada seorang janda
Roy menjadi lupa semuanya karena nafsunya terhadap Dewi seorang janda beranak satu. Malah perasaan cinta semakin kuat untuk menjadikan isteri kedua kekasihnya itu.

Berdebar dada Dewi dengan gelora cinta dan nafsu. Jika diikutkan hati
dan nafsu, ingin saja dia menyerahkan seluruh tubuhnya kepada kekasih
hatinya itu sebagai tanda keikhlasan cintanya, namun mainan perasaan
tentang dosa dan pahala menjadi penghalang. Lebih-lebih lagi dirinya yang
seorang janda seakan menjadi satu ketakutan untuk menjaga namanya dari omongan orang yang ada disekitarnya.

Dewi memandang wajah Roy. Wajah kekasihnya yang sedang hanyut
menikmati batang kemaluannya dipegang oleh tangan mulusnya. Dia tahu
kekasihnya itu turut mencintainya hingga sanggup berlaku curang kepada
isterinya. Semakin berdebar perasaan cintanya ketika itu. Lalu Dewi
mengankat kemeja satinnya dan mendekatkan pinggulnya yang dibaluti oleh
rok yang berkain satin berwarna kuning itu ke kemaluan kekasihnya yang sedang
bernafsu.

"Uuuhhhhhhhh Ida....." Rahim mengeluh sebaik dia merasakan kelembutan
dan kelicinan pinggul kekasihnya mengenai kemaluannya.
"Enak?" tanya Zuraida.
"Enak sayang.." jawab Rahim.
Dia membiarkan tangan Zuraida menekan kemaluannya rapat di pinggul
gadis itu. Sesekali Zuraida menggerakkan pinggulnya agar kemaluan Rahim
semakin hebat merasai kelicinan dan kelembutan kain satin yang melekat di tubuhnya.
"Uhhhh.. Enak sayangggg.... licinnya kain satin kamu..." Rahim kepingin mengesekan dikain itu saying rasanya enak.
"Apa kamu suka?" tanya Zuraida.
"Ye... rasa nak sekali sayang terasa licin dan lembut .." kata Rahim dalam keghairahan yang semakin
memuncak.
" Gesekan dan keluarkan lah sperma mu..." Minta Zuraida.

Tubuh  Zuraida dipeluknya dari belakang oleh Rahim yang sangat bernafsu melihat kekasihnya memakai kain satin dan kemaluan Rahim yang sudah sangat tegang digesekanya dipinggul kekasihnya yang berkain satin.
Hingga tak terasa sperma Rahim segera keluar dan Rahim mempercepat gesekanya di kain satin itu membuat kemaluan Rahim terasa segera keluar, croottt…croott  air sperma Rahim pun keluar
dari lubang kencingnya.
"Ohhh.. Ida... Nikmatnyaaa....." Rahim merengek menikmati sewaktu air
spermanya keluar dari batang kemaluannya yang berdenyut di
kain satin tepat di pinggul kekasihnya.

Zuraida dapat merasakan air sperma kekasihnya itu membasahi dan
menodai pinggulnya yang berkain satin. Kehangatan air sperma kekasihnya terasa menembusi
kain satin nya. Dia terus menekan kemaluan Rahim di pinggulnya sambil
menggerak-gerakkan tubuhnya agar air spermanya kekasihnya itu
keluar dan menodai kainnya. Tindakannya itu membuatkan Rahim semakin
ghairah dan sangat puas setelah air spermanya keluar di pinggul
kekasihnya yang licin dan enak.

Setelah puas, Rahim pun memegang kemaluannya dan disapu lubang
kencingnya yang berlendir air spermanya di pinggul kekasihnya. Zuraida
hanya melihat kelakuan kekasihnya. Dia melihat air sperma Rahim banyak
menodai kain satin nya yang licin membaluti pinggulnya.
cairan yang pekat dan menembusi kain satinnya.
"Terima kasih sayang.... " kata Rahim aku sangat bergairah kalau kamu berpakaian seperti ini.
"Sama-sama...." jawab Zuraida sambil memperbaikin kemeja satin nya dan roknya
menutup bahagian tubuhnya yang jelas sekali basah dan ternoda cairan
benih Rahim.

Kemudian mereka pun keluar dari kamar dan menuju ke meja masing-masing
menyambung tugas kantor dan berlagak seakan tiada ada yang berlaku
antara mereka di dalam kamar tersebut.

1 komentar: