widgets

Rabu, 26 Oktober 2011

Leggy lady in sexy nylons

CUM ON PANTIES

























CERITA SEKS


                                   GARA-GARA KUNCI RUMAHKU DIBAWA OLEH TEMANKU

Namaku Hendriansyah, biasa dipanggil Hendri. Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku masih duduk di kelas II SMA, di kota Jember, Jawa Timur.

Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang janda, Nia Ramawati namanya, tapi ia biasa dipanggil Ninik. Usianya saat itu sekitar 34 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Ninik. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup lumayan cantik,  kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu. Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing dan terawatt walaupun dia seorang janda.

Keindahan tubuh Mbak Ninik tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Ninik memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku aku membikin paling bernafsu melihatnya adalah saat dia memakai pakaian-pakaian seksi dari bahan satin. Ingin sekali aku merabanya yang megesekan penisku di kain satin itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan lembutnya kain itu yang melekat ditubuhnya.

Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Ninik selalu menggunakan daster satin yang sangat seksi. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam. Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Ninik jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Ninik. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.

Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.

"Waduh kunci terbawa Baron," ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itung-itung sambil jaga malam.

"Lho masih di luar Hen.." Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Ninik baru pulang.

"Eh iya.. Mbak Ninik juga baru pulang," ucapku membalas sapaannya. "Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun," jawabnya.
"Kok kamu tidur di luar Hen."

"Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk," jawabku. Sebetulnya aku berharap agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Ninik membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

"Kenapa Mbak, pintunya macet.."
"Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya." jawab Mbak Ninik.
"Kamu bisa membukanya, Hen." lanjutnya.
"Coba Mbak, saya bantu." jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.
Aku mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya.

"Kletek.. kletek..." akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
"Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana."
"Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver," ucapku bercanda.
"Terima kasih ya Hen," ucap Mbak Ninik sambil masuk rumah.
Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Ninik keluar dan menghampiriku.
"Tidur di luar tidak dingin. Kalau mau, tidur di rumahku saja Hen," kata Mbak Ninik.
"Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, "jawabku basa-basi.
"Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo."
Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.

"Mbak, saya tidur di kursi saja."
Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
"Ini bantal dan selimutnya Hen."
Aku tersentak kaget melihat Mbak Ninik datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.
"Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju," ujarku.
"Oh nggak pa-pa Hen, telanjang juga nggak pa-pa."
"Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa," ujarku menggoda.
"Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku," kata Mbak Ninik sambil masuk kamar.

Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Ninik hanya memakai pakaian tidur yang sangat seksi dari bahan satin berwarna putih sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Ninik. Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di dalam pakaian tidur satin itu. Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Ninik. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Ninik tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

"Kurang hangat selimutnya Hen," kata Mbak Ninik.
"Iya Mbak, mana selimut yang hangat," jawabku memberanikan diri.
"Ini di sini," kata Mbak Ninik sambil menunjuk tempat tidurnya.
Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Ninik ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku..maklum dia sudah menjada agak lama jadi butuh kehangatan, Pikiranku melayang kemana-mana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik yang tertutup kain satin itu.

"Sudah jangan bengong, ayo sini naik," kata Mbak Ninik.
"Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik," kata Mbak Ninik saat aku hendak naik ranjangnya.
Kali ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut celana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.
"Ouww, punyamu sudah berdiri Hen, kedinginan ya, ingin yang hangat," katanya.

Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak mengira Mbak Ninik mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Ninik penisku sudah berdiri.

Saat itulah aku benar-benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita dengan busana yang seksi dari bahan satin dan didalamnya sudah bugil tanpa memakai bra dan cd rasanya seperti nonton film porno saja, tapi kali ini aku bias melihat langsung dihadapanku.

Tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremas-remas buah dada Mbak Ninik yang masih terhalang baju tidurnya yang sangat lembut. Tidak cuma itu, aku langsung mengulumnya. Puting susunya yang sangat menonjol dari luar baju tidurnya kuhisap dalam-dalam. Mbak Ninik rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.

"Oh, Hen nikmat sekali rasanya.."
Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Ninik yang masih terbungkus oleh baju tidurnya yang sangat lembut dan licin. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat Mbak Ninik. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Ninik yang merah.

"Hen, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya," katanya.
"Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film porno," jawabku.
Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Ninik dan meraba baju tidur satin itu dengan menciumnya. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Ninik. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mbak Ninik. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Ninik.

"Naik ranjang yuk," ucap Mbak Ninik.
Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Ninik tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan busana satin itu yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Ninik. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum. Mungkin Mbak Ninik rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Ninik menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat.

"Masih belum puas menjilatinya Hen."
"Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati."
"Ganti yang lebih nikmat dong."
Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Ninik yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Ninik.

"Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah.."
"Terus Hen, masukkan sampai habis.. ah.. ah.."
Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Ninik. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.
"Mbak Ninik.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah.."
Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Ninik semakin menggeliat keasyikan.
"Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah.."

Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Ninik memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Ninik memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya. Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Ninik. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

"Oh.. Mbak Ninik.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh.."
Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas buah dada Mbak Ninik yang masih terhalang oleh baju tidurnya. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Ninik.
"Oh Hen punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah.."
"Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah..."
Mbak Ninik rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Ninik mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Ninik disertai dengan pinggulnya yang bergoyang memutar. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

"Mbak Ninik.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt.."
"Eh.. ahh.. ooohh.. Hen.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt.."
Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Ninik melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya. Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli corok dan bau, yang penting bagiku pantat Mbak Ninik kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

"Hen, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih," kata Mbak Ninik.
Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
"Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan," jawabku.
Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak Ninik. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.

"Oh.. Aah.. Hen.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Hen.. terus.. lebih keras Hen..."
"Mbak Ninik.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii.."
Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Ninik membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Ninik bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Ninik berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.

"Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi.."
Kutarik penisku keluar dari lubang vaginanya dan penisku langsung ku arahkan kebaju tidurnya yang berbahan satin itu aku gesekan kain lembut itu dan terasa sangat licin saat ujung kepala penisku menyentuh kain itu hingga keluarlah  sperma ku berwarna putih sangat banyak sekali. Sperma itu muncrat dikain satin baju tidur Mbak Ninik yang masih menungging. Aku meratakan spermaku di kain satin itu dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh baju tidur yang berkain satin.
"Oh, Mbak Ninik.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat.."
"Kamu juga Hen, penismu hebat.. hangat dan nikmat.."


Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.

"Kamu nggak sekolah Hen," tanya Mbak Ninik.
"Sudah terlambat, Mbak Ninik tidak bekerja."
"Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang.."
Kemudian Mbak Ninik pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Ninik tetap nikmat. Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.

Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Ninik dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Ninik, orang tuaku tidak tahu. Kubilang aku idur di rumah teman SMA.

Selasa, 25 Oktober 2011

Morgan Moon with hot babe fully clothed and do oral sex

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

DOCTOR FUCKING IN HOSPITAL

BABY DOLL PINK






















CERITA SEKS

KENIKMATAN TANTEKU

Setelah Tante aku menyelesaikan mandinya dan keluar dari kamar mandi. Tante hanya memakai pakaian rumah untuk wanita dengan model baby doll dan celana pendek yang seksi berwarna merah muda yang semua berbahan satin yang sangat halus dan mengkilap, Tante berjalan ke arah dapur dimana aku masih duduk disana dan berhenti di depan ku dengan mengambil jarak antara aku dan dia. Dan dia memutar badannya membelkangi aku.



 “Cody, rayulah diriku...!!” Tiba2 dia mengatakan itu kepadaku.

“Tadi ngmong apa Tee?”

“Rayulah...Tante-mu ini sayang kuuwww..!!” Sambil tetap memunggungi diriku.

Aku berdiri dari kursiku dan berjalan perlahan mendekatinya. Dia tidak mengatakan sepatah kata lagi, hanya berdiri menunggu ku menghampiri dirinya. Setelah aku tepat berada di belakang Tante ku, aku lingkarkan kedua tanganku di perutnya dan dengan perlahan mendekapkan punggungnya pada dadaku, pantatnya yang sangat sintal terdekap sangat rapat ke bagian bawah tubuhku, dan dengan perlahan aku mulai menciumi belakang leher Tanteku dan dengan sedikit menjilat kulitnya dengan lidahku. Secara perlahan aku mulai membelai halus payudaranya. Penisku mulai menegang dan berdiri dengan tegak dan keras menekan erat kearah pantat Tanteku dari dalam celanaku.

Lau secara perlahan pula kuturunkan salah satu tangan ku dan mulai meraba perutnya, semakin kebawah dan jari2 ku mulai menelusuri bulu2 halus yang berada diatas garis vaginanya yang terawat dengan sangat rapih. Akhirnya Tante ku membalikan badanya kearahku dan menggapai belakang kepalaku dean merangkul leherku dengan posisi berhadapan kami akhirnya bibir kami bertemu, dia merapatkan dan agak menekan kan pinggulnya keapada pinggulku sehingga penisku yang tegang ini terhimpit oleh tekanan tubuhnya, dan bibir kami pun berpautan bergumul menikmati aroma birahi, dan lidah kami pun juga ikut bergumul berbalasan menikmati laju nafsu yang sedang terjadi diatara aku dan Tanteku. Kutarik dan kudekap tubuhnya semakin erat kepada tubuhku.
Payuda Tanteku terasa sangat lembut menempel di dadaku yang masih terlapisi oleh bajuku dan baby dollnya. Aku mulai merasakan tangan Tante-ku mulai bergerilya menelusuri penisku dari luar celanaku, tangannya meraba penisku serta meraih buah zakarku secara lembut dan sangat menggairahkan, bibir kami tetap berpautan satu sama lain, lidah kami seperti terkunci di dalam permainan gairah yang sangat panas. Kurasakan jemeri Tanteku mencari retseleting celanaku dan mulai membukanya, lalu aku dapat merasakan tangannya sudah menggenggam batang penisku yang semakin keras dan berdiri dengan tegak lurus kedepan dan perlahan penisku diarahkan oleh tanganya untuk dijepit kan dibelahan vaginanya yang masih terhalang oleh celana satin nya.

Aku sangat merasakan penisku mulai digesekan maju mundur dibelahan vaginanya yang sangat licin karena celana yang dipakainya dari bahan satin sehingga terasa dari ujung penisku sangat licin dan lembut oleh jepitan kain satin itu  membuat aku semakin bernafsu sekali oleh jepitanya, Tante Santi melihat aku sangat bernafsu lalu Tante semakin merapatkan kedua kakinya dengan posisi kami masih berhadapan saling beradu lidah dan berciuman.

Aku merasakan sebuah kenikmatan yang sangat indah, sebuah nafsu birahi yang telah membakar emosiku membawaku terbang ke surga kenikmatan seks. Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gesekan kain satin itu dan belahan vagina Tante ku, goyanganku maju mundur  ku percepat semakin kuat dan menekan sehingga tubuh tante ku bergeser ke dinding tembok dapur, pelukan aku semakin kuat dan lumatan kedua bibirku bertambah liar aku tidak bisa bertahan lagi, aku akan mengeluarkan cairan kenikmatan ini.

“Aaaakkhhh...oowww,,,ssshhhh....Tannnnnn..Ya, ampun...TUhaann...aku keluar...croootttt crot crot aakhhhhhhh”. Aku menarik bibirku dari pergumulan ciuman kami, sambil berkata demikian.

Aku sudah tidak kuat untuk menahan orgasme ku, akhirnya kusemprotkan air maniku semua dicelana satin itu tepat dijepitan vagina Tante ku, cairan spermaku yang sangat putih pekat dan kental itu ke celana pendek Tanteku yang berwarna merah muda berbahan satin itu sangat banyak berceceran menempel oleh noda spermaku,  penisku masih dijepitnya divagina Tanteku  dan terasa masih ngilu..tetapi aku menikmatinya, setelah tetes terakhir dari spermu keluar, Tanteku mulai melepaskan penisku.

“Oohh...Tante...aku sayang bgt sama Tante”.

“Tante juga sayang sm kamu Cody”. Serunya secara berbisik, sambil menuntunku ke kamar mandi.

“Ayo..lepas semua pakaianmu sayang, Tante...akan membersihkan Tubuhmu!! Ternyata kamu telah belajar dari buku yang Tante kasih ke kamu dan kamu sangat memahaminya....tadi pas Tante suruh kamu merayu Tante, kamu lakukan hal itu dengan benar...dan hot bgt lhooo....,sempurna banget, sayang. Tadi itu baru pelajaran praktek yang pertama lhoooo...sayang....hahahaha”. Tante ku sedikit berpidato kepadaku sambil berjongkok didepan penisku tertawa seiring tangannya yang sangat halus membersihkan Penisku.

Kuangkat tubuh Tanteku dan kudekatkan wajahnya kepada wajahku dan kami berciuman. sensai yang sangat menggairahkan dan menggetarkan dada adalah saat2 ini berdua bersama Tante ku sendiri di dalam kamar mandi, Tanteku secara perlahan melepas pakaiannya satu persatu, dan hatiku makin berdebar melihat situasi itu, baru kali ini kulihat tubuh wanita yang tanpa cacat cela sangat mulus sintal dan membuat nafsu lelaki manapun tergoda, kami sudah dalam keadaan telanjang dan hasrat birahiku selama ini telah menuju puncak dari kenikmatan sorgawi yang akan tertumpah kepadaku.

“Melihat ukuran dan bentuk penismu yang sebesar ini, sepertinya kita masih ada urusan yang belum terselesaikan deh....ya...Teeeee....kayanya kamu, harus tidur ditempat tidurku deh malam ini...sayang...hehe”. Dalam situasi seperti ini Tante ku masih saja bisa mengeluarkan canda tawanya.

Kami berjalan bergandengan menuju kamar tidur  Tanteku, sesampainya disana...dia langsung membuka bedcover dan melipatnya tampak ranjang yang berlapiskan kain sperai satin berwarna putih itu mengeluarkan aroma birahi seks, lalu dia menyalakan lampu kecil dan mematikan lampu utama yang menerangi kamar tidurnya dan mulai terasa hawa nafsu kembali menusuk birahi ku atas keremang remangan kamar tidurnya.

Tanteku tidur terlentang pasrah menyerahkan sepenuhnya  tubuhnya kepada diriku, aku kangkangi dia tubuhnya berada diatara kedua kakiku dimana tubuh ku berada diatasnya dan bibirku mulai menciumi lehernya sambil memberikan sedikit jilatan2 penuh nafsu..sampai jilatanku naik sebatas dagunya, dan mulai dengan perlahan lahan tanganku dengan jemariku memijat mijat halus putting susu Tanteku....dan kuturunkan jilatanku dengan hanya melewati putting susunya...aku mulai mendengar rintihan2 halus dan suara desahan kenikmatan yang keluar dari mulut Tanteku, lalu jilatan dan cumbuan itu kulanjutkan kerah perut Tanteku, dan dengan perlahan seiring dengan jilatan lidahku di perutnya kucumpu juga pusarnya..dan tidak lupa sedikit kujilat pusarnya dengan lidahku....dan rintihannya pun terdengar semakin parau, serta berbisik kepadaku bahwa dia sangat menikmati nya.
Secara perlahan kumasukan satu jariku kedalam vaginanya yang sudah sangat basah, dengan tetap lidahku bergerilya di perut dan disekitar pusarnya, dimana kubaca dari buku tersebut wanita juga mempunyai titik rangsang pada bagian itu jika diberikan rasangan yang tepat makam wanita akan mendapatkan suatu oragasme surgawi yang sensainya sangat indah, dan aku terus mencoba agar Tanteku bisa mencapai oragasme tersebut, sambil memasukan jariku kedalam vaginya diringi dengan eksplorsiku di dalam celah kenikmatan yang tetap sempit dan terawatt itu. Ibuku sedikit mengangkat pinggulnya agar agak menekan jariku supaya cepat masuk semakin dalam ke vaginanya, dan ketika kurasan jariku mulai menyeruak masuk, maka megalirlah cairan kenikmatan dari liang sanggama, liang surgawi impian para lelaki itu...begitu bening lengket dan agak pekat, dan Tanteku makin meracau keenakan dalam menikmati oragasme awalnya.

“Oooohhh...codyyy...sayaaaanggkuwwww....Ooh Tuhan...!!! Sayang aku keluar nniihhhhhsssshhhh aakkkhhhhhh....”

Oragasme awal yang dia rasakan membuat tubuhnya agak sedikit mengejang menahan kenikmatan yang kuberikan. Melihat situasi ini, aku langsung beranjak dan mendekatkan mulutku pada vaginanya dan mulai menghisap semua cairan kewanitaan yang dia keluarkan dengan derasnya yang mengalir dari dalam vaginnya membasahi klitroisnya, sambil ku hisap sambil kujilatkan lidahku mengelilingi klitrorisnya yang sudah membengkak seperti kacang, kuhisap vaginanya sambil terkadang kulihat kearah wajah dan tubuhnya, tubuh cantik yang tergolek pasrah menggeliat nikmat di atas tempat tidur tanganya mengacak acak seprai dan mencakan kasur, melihat keadaannya seperti itu malah membuatku semakin bernafsu untuk mengerjai Tanteku, kuhisap lebih kuat lagi vaginanya lidaku kutusuk kedalam vaginanya beserta jariku yang tetap keluar masuk di vaginanya, kuanaik turunkan lidahku di klitorisnya, paha Ibuku makin terbuka dengan lebar dan sangat memudahkan diriku untuk menggapai perbatasan antara liang vaginannya dengan lubang anusnya, kujilat semakin kebawah sampai sedikit terkena lubang anusnya...yang merekah kembang kempis seperti bunga mawar, Tanteku semakin tersiksa dengan kenikmatan surgawi yang kuberikan. Dia benar2 berada dalam oragsme.

“Ooh sayang...udah...plis...stop stop...Tante gak tahan lagi....oragasme ini gak berenti2 tau....plis sayang..plis....” Mendengar Tante-ku mengemis seperti itu, aku melepas kan hisapanku dan bergerak pindah dan berbaring disebelahnya.

“Aahhh...itu tadi enak bgt lho sayang..., tapi Tante mau supaya kamu juga menyetubuhi Tante..., Tante juga tau koq klo kamu sebenernya udah pengen banget dari dulu kan..untuk menyetubuhi Tante mu ini..??” Dia berbisik mesra kepadaku.

“Dan Tante juga sebenernya sadar bahwa selama ini Tante sudah menjadi penggoda, yang memang sangat sering menggoda keponakan sendiri....Hahahaha...”Tanteku, mengakui perbuatannya selama ini sambil tertawa.

“Te..seingat aku pernah sewaktu malam aku juga pernah bermimpi tentang malam ini, kejadian yang sekarang kita saat ini lakukan bersama”.

“Ayo...donk sayang...masukan dan benamkan penismu sedalam dalamnya kedalam vagina Tante...Oohhhh...setubuhilah..Tantemu yang sangat kamu sayangi ini...jujur ya sebenearnya Tante sangat ingin bersetubuh denganmu sudah sejak lama...Tante sangat ingin merasakan penismu...sayang...!!!” Dia berkata jujur sekali lagi, dalam keadaan terlentang dan membuka pahanya lebar2.

Mendengar perkataannya aku mulai bergerak dan merangkak untuk bertindak sesuai permohonannya kepadaku, aku merangkak dianata sepasang paha yang terdapat sebuah liang kenikmatan surga yang sudah sangat basah dan sangat lembab...dan aku berbaring diatas tubuh Tanteku dan aku langsung menyambar bibir dan lidah kami saling bersambutan dan berpautan satu sama lain, dan aku dapat merasakan jemari Tenteku yang mulai meraih batang penisku yang keras menegang untuk memnuntun memasuki liang persangamaan sebuah liang yang dapat memberikan kenikmatan birahi yang sempurna, pelahan kepala penisku mulai menyentuh bibir Vaginanya, terasa sanagt basah dan licin pada bibir vaginanya, burung yang selama ini pergi diluar rumah akhirnya masuk kedalam sarangnya sendiri, kepala penisku mulai menyeruak masuk kedalam Vagina Tanteku dan kubantu dengan tekanan sekali dorong oleh pinggulku, secara perlahan penisku masuk semakin dalam kedalam Vagina Tante ku.

Benar2 kami nikmati malam yang manis semanis mengecap madu yang menetes, kami lakukan lagi danl lagi pada malam itu secara perlahan tidak terburu buru. Penetrasi yang kulakukan terhadap Tanteku sangatlah lembut penuh dengan kasih sayang yang di bumbui oleh hawa nafsu dosa sebuah hal yang sangat tabu...tapi terasa sangat indah dan cantik, dilumuri dengan kenikmatan sensasi persetubuhan saudara yang menciptakan sensasi yang sulit diungkapkan oleh kata2, penisku secara pelan dan perlahan keluar masuk di Vagina Tanteku sendiri, terasa sangat hangat lembab dan basah, merasakan sepenuhnya kasih sayang seroang Tante kepada keponakan nya seorang remaja pria, seperti benar2 merasakan bahwa diriku berada di dalam dirinya.

“...Ooohhh sayang....rasanya enakkkk baget...ssshhh...., dan kamu jangan lupa..kita harus menjaga rahasia ini, persetubuhan saudara ini..hanya diantara kita saja...!!”

“Ya Teeeee....aku tau”. Balas ku.

Tanteku mulai mengikuti irama gerakan pinggulku dengan membuat penetrasi keatas dan aku ke bawah, dia mulai mengangkat pinggulnya dan menaikan tempo penetrasinya kepadaku. Pahanya mulai terbuka dengan lebar dan dia mengangkat kakinya tinggi2 dan kakinya mengelilingi merangkul pinggangku dan menguncinya...sebagai topangan seakan akan dia tidak mau aku mencabut penisku dari vaginanya.

“oh sayang....ssseperttinya....Tante  sebentar lagi nih...sshhhhggrrrrr....”.
Aku hanya diam dan sedikit juga mempercepat tempo gerakanku, kutatap wajahnya yang cantik dan manis, kutatap dalam kearah matanya begitupula Tanteku..menatap tajam dalam kedalam mataku. Aku bisa melihat cinta yang tertuang sepenuhnya dari dalam jiwanya hanya untuku seorang. Dengan tempo yang kupercepat dan hentakan yang kadang ku lakukan ke Vaginanya, sambil kugesekan klitorisnya dengan batang penisku sesekali, lengan Tanteku merangkul dan mengunci di leherku Tanteku agak sedikit terangkat dari tempat tidur, dan aku menahan punggunya dengan lenganku...kami tidak mau terlepas satu sama lain, aku katakan kepada Tanteku bahwa aku juga sudah mau keluar, sambil kusarankan kepada Tanteku agar kita bisa meraih puncak kenikmatan ini secara bersamaan.

“Ooohh sayang....aku mulaiiii nih...aaaakhhhhh...” Dia mulai berbisik mendesah, menahan nikmatnya orgasme yang sudah mulai merongrongnya.
“Aaaaku...juga nih Teeeee...” balasku.

Dan akhirnya kenikmatan surga yang selama ini kami impi-impikan terwujud...suatu sensasi kenikmatan hubungan saudara yang rasanya berbeda dengan yang lain....terasa nikmat karena dibalut oleh dosa nafsu birahi.

“Oooohhh Tuhhaannnn...Aaakkkhhhh..yesss.....fuck meeee Codyyy...., aku keluar sayanggg.....yeahhhhhh...ssshhhhh”.

Tanteku akhirnya melepaskan cairan kewanitaannya dan berteriak sangat puas menikmati orgasme yang tiada tara nikmatnya, kurasakan Vaginanya seperti mengejang tubuhnya mengejang seperti terkena setruman ribuan volt, dan Pinggulnya terangkat 10 derajat dari tempat tidur...sampai benar aku bisa merasakan akhir dari vaginanya yaitu didinding rahimnya....dan pada saat itu pula akhirnya aku juga merasakan suatu kenikmatan dari sebuah keintiman yang aku khayalkan selamaini, air maniku, sperma ku yang sangat pekat putih tersembur kedalam Vaginanya, kedalam rahim Tanteku sendiri dan spermaku keluar lagi bersamaan dengan cairan kewanitaan Tante melalui celah antara bibir vagina dan batang penisku mengalir terus ke belahan pantat Tanteku membasahi buah zakarku dan lubang anus Tanteku .

“Ya Tuhan, Tan...aku meniduri,menyetubuhi Tante ku sendiri”. Aku menyadari akan dosa yang telah ku perbuat, yang telah kami perbuat...tapi dosa itu terasa sangat indah dan sangt nikmat.

Kami telah bersetubuh, dalam sebuah gairah yang penuh dengan sensasai kenikmatan yang abadi, sebuah, percintaan saudara. Setelah kukatakan hal yang membuatku merasa bersalah itu, Tanteku menarik turun kepalaku mendekatkan wajanya kepada wajahku dan kami saling bercumbu lidah kami berpautan satu sama lain ciuman kepuasan yang sangat buas...liur kami mengalir keleher dan muka kami..akibat cumbuan2 buas yang kami lakukan. Aku tetap membenamkan dalam2 penisku di dalam Vagina Tanteku, begitu pula Tanteku yang belum melepaskan kucian kakinya di pinggangku.

“Cody..aku sayang baget sama kamu sayang....Tante  sayang banget sama kamu..”. Bisikan dari perkataannya itu..terdengar sangat mendesah ditelingaku, juga terdengar nafasnya yang masih memburu dan detak jantungnya yang cepat, sisa2 dari kepuasan permainan terlarang yang baru saja selesai kami lakukan.

“Aku juga sayang sama kamu Glenda..., aku sayang sama Tante, aku ingin seperti ini terus sama Tante...selamanya!!”. Kukatakan dengan mempererat pelukanku terhadapnya.

“Pasti sayang, gak aka nada yang pisahin kita..” dia meyakinkan diriku, sambil sekali lagi mengecup bibirku.
Setelah percakapan pacsa bercinta dan persetubuhan itu, kami beruda tertidur sangat pulas karena puas atas kenikmatan yang telah terjadi dianatara kami. Kami tertidur bersama dengan berpelukan dan masih tetap terselimuti oleh nafsu dan gairah bercinta, persetubuhan sedara antara aku dan Tanteku.

Sekarang umurku sudah hampir 25 tahun...Mungkin kalian bisa tebak..apa yang selama ini lakukan setelah kejadian malam itu.

TAMAT.