widgets

Minggu, 30 Oktober 2011

CERITA SEKS



Cerita ini bisa dibilang merupakan pengalaman pribadiku. Sebuah hubungan 'gelap' dengan seorang gadis bernama Imel. Dibilang hubungan 'gelap' karena aku sendiri sudah beristri dan beranak, dan aku kenal baik dengan ayah Imel yang juga merupakan rekan bisnisku. Tapi aku sebelumnya belum pernah ketemu Imel karena dia sekolah di luar kota. Keluarga Imel merupakan keturunan Tionghoa yang cukup lumayan bisnisnya. Perkenalanku dengan Imel berawal pada saat aku menghadiri peresmian salon & butik milik Mei dimana aku terlibat dalam pembuatan sistem back-officenya, Mei adalah adik ipar Imel. 
Wajah Imel terlihat mirip presenter Yuanita Kristiana tapi sedikit lebih kurus dan pendek, sedang Mei berwajah manis biasa dan badan sedikit lebih berisi dibanding Imel. Kami sempat ngobrol lama pada acara itu dan selanjutnya tdk pernah ketemu lagi selama kira2 sebulan.

Pada suatu siang saat aku sedang hunting foto Mei menelponku supaya aku mampir ke kantornya krn ada sesuatu yg hendak dibicarakan mengenai program office-nya, dan aku pun langsung meluncur kesana menemuinya. Sesampainya di kantor Mei kami langsung membicarakan pekerjaan kami di ruangan dia. 
Selang beberapa saat datang Imel sambil membawa bungkusan.
"Eh..., ada mas Anto.. Kebetulan nih, aku bawa burger.. Kita lunch sekalian yuk.." kata Imel.
"Ah, aku sudah makan kok barusan.." jawabku basa-basi.
"Gak apa2, mas.. Temenin ci Imel tuh, kebetulan aku ada janji sama client nih.." sahut Mei.
"Oke deh kalo begitu.." jawabku.
"Kita makan di atas aja yuk, mas.. Sambil liat ruang senam yg baru.." ajal Imel.
"Atas mau dibuat sanggar ya?" tanyaku sekenanya.
"Nggak kok, mas.. Tu ci Imel pengen punya ruang senam pribadi aja.." sahut Mei.
"Oooo, gitu.." jawabku sambil manggut2.
"Udah sana ke atas temenin ci Imel, kelaparan tuh..!" kata Mei.
"Ha..ha..ha.. Ayuk, mas..! See U Mei..!" sahut Imel sambil keluar ruangan diikuti aku.

Kami naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah ruangan berukuran kira2 8X6m. Lantainya karpet abu2 dan temboknya dilapisi bahan peredam warna hitam. Ruangan itu kosong, hanya ada satu meja kerja & laptop di pojok, sofa panjang dgn satu meja di depannya, dan lemari kecil disamping meja kerja dgn seperangkat home-theatre di atasnya. Sebuah kaca yg besar terpasang di salah satu sisi dinding, ukurannya hampir memenuhi satu sisi dindingnya. Beberapa lampu dinding tampak terpasang dan di langit2 terdapat 6 lampu sorot kecil. Indah sekali, batinku sambil melihat sekeliling ruangan.
"Silahkan duduk, mas.. Aku setel musik dulu" kata Imel sambil menyalakan CD dan alunan piano Richard Clayderman mulai terdengar sayup.
"Suka lagu2 gini mas?" kata Imel sambil membuka bungkusan burgernya dan menyiapkan untuk kami berdua.
"Suka.. Apalagi ndengerin sambil cari inspirasi.." jawabku sambil meletakkan tas kameraku.
"Wah, suka fotografi ya..?" tanya Imel.
"Hobi aja sih, gak buat profesi. Kalo ada yg pake sih ga nolak.. Hehehe.." jawabku sambil makan.
"Hobi kalo menghasilkan kan bagus tuh.." kata Imel sambil ikut makan.
Kami pun makan sambil ngobrol kesana-kemari, bercanda dan kadang main tebak2an. Setelah selesai makan Imel segera membersihkan sisa2 dan bungkus makanan kami. 

Mendadak dia bertanya kepadaku "Mas, aku kasih job foto mau?"
"Emmm..., gimana ya? Job foto gimana? Kalo acara2 resmi atau wedding aku belum pernah sih.." jawabku ragu.
"Foto aku..! Aku ingin difoto sendiri, privat..!" kata Imel.
"Maksudnya kamu mau difoto seperti model gitu..?" tanyaku.
"Iya, tapi khusus buat aku pribadi lho.. Berapa harganya, mas..?" balas Imel.
Wah, aku belum pernah dapat job foto model gini, batinku bingung.
"Gampang soal itu deh.. Kayak sama siapa aja, lagian buat eksperimen aku juga.." jawabku sekenanya.
"Bener nih..? Kalo iya, kita mulai aja..!" kata Imel.
"Sekarang? Lokasinya mau dimana?" tanyaku.
"Disini aja, kira2 bagus gak suasananya? Kalo diluar berarti harus cari lokasi dulu deh.." kata Imel.
Aku melihat sekeliling ruangan. Tampaknya layak juga untuk foto session. Dinding, lampu ruang yg bisa diatur, suasana, semua oke sih. 
"Oke, bisa kok disini kalo mau.." kataku.
"Siiipp...! Sebentar, aku make-up dan cari baju dulu ya.." kata Imel sambil keluar ruangan.
Aku segera menyiapkan kamera SLR-ku dan perlengkapannya, lalu mengambil sample seting pencahayaan disitu (mirip profesional? Hahaha..!)

Tak beberapa lama Imel masuk kembali, kali ini dia tampak lebih cantik dan seksi ditambah dandanannya yang sangat sensual dengan memakai daster satin berwarna merah dan bawahan yang sangat pendek sekali. Pahanya yang mulus semakin kelihatan jelas dan rambutnya yang berwarna pirang dibiarkan terurai. Pundaknya yg putih nampak terbuka sebagian karena daster yang dikenakanya sangat longgar. Tidak nampak adanya tali BH membuatku semakin penasaran. Pikiranku mulai melayang kemana-mana nih..
"Kok melamun sih...? Gimana penampilanku?" kata Imel membuyarkan pikiranku.
"eh.. mmm.. Bagus kok.." jawabku gugup.
"Keliatan sexy gak, mas..?"
"Sexy kok, kamu juga keliatan cakep.." jawabku polos.
"Ihh... Mas Anto jangan ngeledek, ah.."
"Bener kok, Mel.. You're look so beautiful & sexy..!" jawabku.
"Kita mulai aja ya.." ajak Imel sambil pasang gaya.
"Kita ambil sample dulu ya.." jawabku sambil mulai jepret dia beberapa kali.
Setelah sepakat dengan hasilnya, kami melanjutkan sesi foto kami. Imel nampak luwes dalam bergaya. 

Dalam beberapa pose dia nampak ingin tampil sexy dengan menurunkan belahan pundaknya, membuatku makin penasaran saja.
Akhirnya aku pun berkomentar juga "Yang lebih menantang dong, Mel..."
"Oke..." jawab Imel.
Kemudian dia memasukkan tangan ke dalam dasternya lalu melempar sesuatu ke lantai. Wow..! itu tadi ternyata BH tanpa talinya, Imel sekarang tdk pakai BH. Aku kembali melihatnya, tambah kelihatan sexy karena putingnya kelihatan menonjol dibalik daster satin nya.
"Ready..?" tanyaku.
"Oke.." jawab Imel.
Imel mulai berpose lagi, kali ini semakin berani. Dia mulai melorotkan sedikt dasternya sehingga nyaris kelihatan payudaranya, belum posenya yang membuat laki2 bergetar.
Tak berapa lama Imel memamerkan CD-nya yg berwarna merah itu. Dia terus bergaya dengan pose yang semakin menantang.
"CD-nya buka aja, Mel.." kataku tanpa sadar.
"Malu, ah mas..!" jawab Imel.
"Gak apa2.. kan ini cuma buat pribadi aja..." kataku.
"Malu sama mas Anto, tau..!" kata Imel.
"Gak apa2 kok.. Kayak sama siapa aja.." jawabku semakin berani.
"Oke lah.." jawab Imel sambil membuka CD-nya turun kebawah  sambil membelakangiku.
"Ok, pose gitu ya.. Muka noleh ke kamera dong.." kataku.
Aku ambil gambarnya beberapa kali dalam pose itu.
"Hadap samping, Mel.." kataku.
Imel pun berpose menghadap samping dengan tangan menutupi dadanya dan wajah ke kamera. Setelah beberapa kali jepretan, aku memintanya menghadap kamera. Imel pun menurut dengan tangan tetap di dada. Uuhh... Membuat semakin penasaran nih, batinku.
"Jangan ditutupi dong, Mel.." kataku.
Imel tidak menjawab tapi langsung berpose dengan berkacak pinggang. Payudaranya yang tidak terlalu besar tapi kencang dan bagus bentuknya dengan puting menantang langsung kelihatan dari luar dasternya. Aku sempat terpana melihat pemandangan itu, betul2 topless.
"Udah, jangan melongo gitu mas..! Katanya suruh kelihatan.." kata Imel sambil tersenyum.
"Ehh... i..i..iya.." jawabku gugup sambil siap untuk memotret. Kurasakan adik kecilku mulai mengeras juga. Wah, gawat nih.., batinku.

Setelah berapa puluh jepretan kami pun kembali istirahat duduk di lantai sambil melihat hasil sesi kami. Satu persatu dia mengamati fotonya di laptop dengan serius, seakan sedang menilai bentuk tubuhnya sendiri.
"Sempurna, Mel.." kataku tanpa sengaja terlepas.
"Ah, mas bisa aja.. Biasa aja kaleee.." kata Imel sambil mencubit pahaku.
"Yakin, Mel.. Ga bohong kok.." jawabku.
"iihhhhh, genit ah..!!" kata Imel merajuk sambil memukuli pahaku.
"Kamu tuh yg jadi genit kalo gini.. Cewek genit kan sukanya gitu.." jawabku.
"Tuhhhh kan... Malah ngeledek, awas lho.."
Perlahan aku memegang kedua tangan yg menutupi dadanya lalu kulepas dari dadanya. Imel diam saja sambil kami bertatapan tapi wajah kami semakin mendekat entah siapa yg duluan. Lalu kukecup bibir tipisnya, dia diam saja sambil memejamkan matanya. Kali ini kucium bibirnya dan dia mulai membalas ciumanku, akhirnya bibir kami saling bertaut. Tak berapa lama Imel melepas tangannya dari peganganku dan langsung memeluk leher serta kepalaku. Ciuman bibirnya bertambah ganas, nafasnya pun jadi semakin cepat. Hmmm.. Imel mulai naik nih.., batinku. kami pun saling berpelukan sambil saling bermain mulut dan lidah.

Tanganku perlahan mulai gerilya di dada Imel yang masih terbungkus daster satin nya. Kuraba dan kuelus payudaranya dari luar dasternya sambil sesekali memainkan putingnya, kadang kuremas perlahan. Imel semakin ganas menciumku dan semakin erat memelukku. Kemudian perlahan kurebahkan tubuhnya di lantai karpet sambil kami tetap saling berpagut. 
Dengan posisi Imel yang rebah semakin memudahkan tanganku untuk menjelajahi tubuh mulusnya yang terbungkus dasternya yang sangat lembut dan licin. Sambil terus berpagut bibir tanganku mulai memainkan payudaranya, kanan kiri bergantian. Kuremas perlahan dan kumainkan putingnya yg makin mengeras sehingga tonjolan putting susunya dari luar dasternya bertambah memanjung.
Lalu kulepas bibirku kemudian mulut dan lidahku mulai menjelajahi leher Imel, setelah puas terus turun ke arah payudaranya. Kukecup, jilat dan hisap payudara Imel satu persatu sementara tanganku mulai menjelajah ke selangkangan Imel. Imel mulai mendesah dan menggeliat merasakan naik birahinya ketika tanganku menyentuh bibir vaginanya. Aku terus mempermainkan payudara Imel dengan mulutku walaupun putting susunya tetap masih terhalang dasternya sementara jariku memainkan bibir vaginanya. Imel semakin menggelinjang sambil mendesah-desah dgn mata tertutup menikmati permainan ini.

Kemudian perlahan kuarahkan lidahku turun ke arah perut Imel dan menjilatnya sehingga kain satin dasternya basah karena jilatan mulutku terutama dibagian kedua putting susunya, daster itu sangat basah karena bekas lumatan bibirku  tampak terlihat samar warna kehitaman dikedua putting susunya, lidah dan mulut terus bergeriliya ditubuhnya hingga sampai akhirnya berhenti di dekat vaginanya. Lalu aku beranjak dan duduk di depan selangkangan Imel dan segera kubuka lebar kedua kakinya. Kujilati mulut vaginannya yg mulai basah perlahan sambil sesekali kumasukkan lidahlu kedalam lubangnya. Ternyata vagina Imel tidak berbau sama sekali dan dia sudah tidak perawan lagi, membuat aku semakin asik memainkannya. Imel semakin menggelinjang sambil memegang kepalaku, mulutnya terus mengeluarkan desahan2 kenikmatan "oooohhhh... aaahhhhh.. Masss... uuuuhhh...." 
Aku terus memainkan lidahku di vagina Imel yang semakin basah oleh cairannya. Tak berapa lama dia menggelinjang hebat dan vaginanya tampak semakin membanjir oleh cairannya dan desahannya semakin bertambah keras "aaaahhhh...! uuuuuhhh...massss...! Terusssss....! ooooouuughhhh...!!" 
Rupanya dia sudah orgasme oleh lidahku. Seketika itu juga aku teringat pintu sudah dikunci atau belum, kuatirnya ada orang mendengar dan masuk. Aku menghentikan aktivitasku dan bermaksud mengunci pintu. 

Imel ikut bangun menatapku dan berkata dengan nada protes, "Kok berhenti sih.. Kenapa..?!"
"Pintu udah dikunci belum tuh?"
"Udah.. Tadi aku kunci kok.."
"Mel, aku mau nanya sesuatu boleh?" tanyaku pelan, aku ingin yakin dia masih perawan atau tidak. Kalo masih, aku gak mau nerusin ini. Aku gak mau merusak dia juga.
"Nanya apa, mas..?" sahut Imel sambil memegang tanganku.
"eemmmm.. Kamu masih virgin gak?"
"Emang kenapa mas? Bedanya apa?"
"Aku gak mau merusak kamu kalo kamu masih virgin, Mel..." jawabku.
"Aku udah gak virgin kok.. Tenang aja.." kata Imel sambil mulai menciumi leherku dan tangannya mulai membuka kancing bajuku. Aku diam saja menikmati cumbuan Imel disekitar leherku sementara bajuku sudah mulai terlepas semua. Imel terus turun ke dadaku dan mulai menghisap putingku sambil kuelus pelan rambutnya yg harum, semakin membuatku sangat ingin 'meng-eksekusi' dia.

Perlahan Imel mendorongku hingga rebah dilantai sambil mulutnya terus mencium dan menjilati dadaku serta tangannya mulai meraba kedalam celanaku, setelah tangannya medapatkan kontolku langsung dipegangnya dan dipijit-pijit lembut. Kemudian Imel mulai membuka retsleting celanaku, tampak ujung kontolku menyembul dari balik CD-ku. Tak berhenti sampai situ Imel segera melorotkan celana dan CD-ku, aku pun langsung membantu melepasnya.
Sejenak Imel menatap kontolku yg sudah berdiri tegak dan keras dgn pandangan yg tak kumengerti. Ukurannya sih biasa, gak gede2 amat, tapi mengacung dgn sangat keras. Perlahan Imel mulai mengelus kontolku, kemudian menjilatinya dengan lembut, sangat nikmat sekali jilatannya. Lalu Imel mulai memasukkan kontolku ke mulutnya memulai prosesi Blow Job-nya. Serasa sekujur tubuhku seperti kesetrum sampai ubun2 menikmati Blow Job Imel, perlahan tapi pasti mulutnya maju-mundur mengulum kontolku sambil sesekali dijilati dan dikocok pelan kontolku.
"oohhh, Mel... Kamu hebat, sayang..." kataku disela-sela desahanku menikmati Blow Job-nya.
Lalu kuraih dan kuangkat tubuh Imel yg sedang mem-Blow Job-ku naik ke atas tubuhku hingga posisi kami jadi 69, posisi favoritku. vagina Imel kini tepat di wajahku dan segera kujilati, Imel kembali menggelinjang diatas tubuhku. Semakin kerap aku memainkan vaginanya dengan lidahku Imel semakin ganas dalam melumatnya, mungkin disebabkan karena birahinya yg semakin tinggi. Cukup lama kami dalam posisi itu hingga akhirnya Imel kembali menggelinjang keras sambil melenguh panjang dan vaginanya bertambah basah menandakan dia mengalami orgasme lagi. Kontolku yg sedang di lumat Imel pun semakin merasakan sesuatu yg akan keluar tapi aku masih berusaha menahannya, akhirnya kuhentikan aktivitasku dan berguling kesamping menurunkan tubuh Imel. Kini dia tergeletak pasrah di lantai, semakin membuatku ingin segera menerkamnya. Aku merebahkan diri disampingnya dan kembali menjilati putingnya sambil meremas-remas payudaranya. Tangan Imel meraih kontolku lalu meremas dan mengocoknya.

Tak lama kemudian Imel menarik tubuhku untuk menindihnya, rupanya dia sudah ingin dieksekusi tapi malu untuk mengatakannya. Aku pun segera menindihnya tapi tak kumasukkan kontolku ke vaginanya sambil kutatap Imel, tampak pandangannya seperti sedang mengharapkan sesuatu. Kuciumi leher Imel sambil menusuk-nusukkan kontolku ke permukaan vaginanya, sengaja tidak kumasukkan dulu supaya dia tambah penasaran. Rupanya Imel sudah tidak tahan, kakinya semakin lebar mengangkang membuka jalan untukku. 

Perlahan kugenjot pinggangku dan masukkan kontolku ke vaginanya secara bertahap. Imel memelukku erat ketika perlahan vaginanya dimasuki kontolku. vagina Imel terasa agak sempit tapi enak sekali rasanya. 
Akhirnya kutekan penuh pinggangku sehingga kontolku masuk semua ke vaginanya.
"auuhh..mas..aaaahhhh..!!" desah Imel sambil mempererat pelukannya.
Aku mulai menggenjotnya perlahan, lalu tambah cepat, lalu pelan lagi, terus menerus. Imel nampak merem-melek sambil terus mendesah menikmati genjotanku. Setelah bosan posisi itu aku segera bangkit dan kucabut kontolku lalu kutekuk kaki Imel keatas. Kemudian sambil jongkok kumasukkan kontolku lagi dan kembali kugenjot.
"ooowhhh...punyamu keras sekali masss...aaahhh...aku suka...uuuhh.." kata Imel disela desahannya.
"Punyamu juga enak, Mel.." jawabku sambil terus menggenjotnya. Payudara Imel bergerak naik-turun dari dalam daster satin nya seiring genjotanku, segera kuraih keduanya dan kuremas-remas perlahan. Imel jadi semakin terangsang dan mendesah-desah tak karuan. 

Beberapa lama kemudian kucabut kontolku dan membalikkan badan Imel supaya nungging.
"Jangan lewat pantat, mas... Gak mau.." kata Imel kuatir.
"Gak, Mel.. Tenang aja.." jawabku.
Segera kumasukkan kontolku lagi ke vaginanya setelah Imel dalam posisi nungging langsung amblas ke dalam, Imel melenguh panjang "uuuuuugghhhh...masssshh..".
Segera kugenjot Imel dalam posisi doggy, dia tambah mendesah-desah tak karuan. Rupanya posisi ini memberikan sensasi yg hebat buat dia. Benar saja, tak sampai 5 menit dia mengalami orgasme lagi sampai wajahnya tertelungkup ke lantai. Posisi seperti ini membuat dia jadi lebih tinggi nunggingnya. Aku pun berhenti dan berdiri. Kumasukkan lagi kontolku ke vagina Imel yg sedang nungging. Bleeesss..... Langsung kugenjot lagi dengan irama biasa dan lama2 menjadi cepat. Imel kembali mendesah-desah tak karuan. Dia nampaknya pasrah mau dibuat seperti apa.

Setelah puas kulepas kontolku lalu kubaringkan Imel lagi di lantai. Kutindih dia lagi dgn posisi misionaris. Kembali kuhujamkan kontolku kedalm vaginanya. Langsung kugenjot cepat karena aku sudah tidak tahan ingin segera menyemburkan maniku. Imel rupanya paham dengan maksudku, kakinya segera melingkar di pinggangku dengan erat. Rasanya semakin enak sekali vagina Imel. Terus kupercepat genjotanku sambil berbisik ke Imel, "Keluarin diluar atau dalam, Mel..?"
"Terserah, mas...aku gak peduli, ah.." jawab Imel disela-sela deshan nafasnya yg memburu. Pikiranku sempat bimbang juga, aku gak mau kalo Imel sampai hamil juga. Bisa panjang sekali nanti urusannya, pikirku.
Lalu kulepaskan lilitan kaki Imel di pinggangku dan kunaikkan ke depan dadanya, terus kugenjot lagi dia dengan cepat. Imel semakin hebat menggelinjangnya menandakan dia hampir sampai orgasme. Semakin kupercepat genjotanku karena kurasakan sesuatu akan segera menyembur.
"Massss...massss...uuuhhh...aaagghh..uuuhhhhhhhh... maassss...!!!" Imel memekik tanda dia sudah orgasme lagi. Kupercepat lagi genjotanku sampai terasa klimak. Sebelum laharku menyembur, kulepas kontolku dari vagina Imel dan aku naik ke atas badan Imel. Aku sudah tidak tahan lagi kontolku segera kuarahkan keperutnya dan kugosokan kontolku di kain satin dasternya pas diperutnya Imel, terasa sangat licin oleh kain satin itu dan membuat akhirnya.. …..
"aaaahhhh... Mel...aku keluarrrr...!!" dan.. Crot..crot..crot..crot.. Beberapa kali aku menyemburkan maniku di perut Imel. Dia tidak menolak sama sekali, spermaku keluar sangat banyak membasahi kain satin daster Imel.

Tak lama kemudian Imel meraih tissu dan membersihkan cairan maniku yang melekat di dasternya. Aku pun berbaring di sisinya. Lalu Imel memelukku sambil berkata, "Terima kasih ya mas, pengalaman ini indah sekali..."
"Sama-sama, Mel... Kamu suka..?"
"Ehhmmmm..., baru kali ini aku merasakan seperti ini. Dulu sama mantanku gak kayak gini. Payah dia, cuma mau enaknya sendiri.." sungut Imel.

Setelah ngobrol2 sejenak sambil berbaring di lantai kami pun segera mengenakan baju dan aku juga berkemas bersiap2 untuk pulang. Sebelum membuka pintu Imel memegang tanganku dan memberikan ciuman di pipiku, baru kami keluar dan turun. Di bawah nampak Mei sedang berdiri di depan kantornya. Dia agak terkejut melihat kami berdua.
"Lho, dari mana aja kalian dari tadi..?" tanya Mei. Aku baru ingat ternyata tadi cukup lama juga aku dengan Imel. Makan + ngobrol kira2 1 jam-an, sesi foto 1,5 jam-an, sesi 'bercinta' hampi 1 jam-an, istirahat 30 menitan, kira-kira 4 jam lebih!
"Dari atas lah...emang mau dari mana lagi.." jawab Imel. Kulirik Imel nampak dia mengerlingkan sebelah mata ke Mei dan kulihat raut Mei jadi berubah agak melongo dan bertanya-tanya. Wah, jangan2 Imel nanti cerita ke Mei tentang peristiwa tadi. Tapi kubuang pikiran itu dan segera berpamitan pada mereka berdua.
Aku pun pulang dengan perasaan puas sekali. Hunting foto yang akhirnya dapat obyek bagus + bonusnya. 

Sejak itu Imel kadang kontak kalau sedang ingin ditemani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar